Oleh : Dena Mustika
28
Oktober 1928 merupakan hari yang istimewa untuk negara Indonesia. Tanggal
tersebut merupakan bukti kejeniusan pemuda Indonesia untuk mengikrarkan pengakuan
bahwa dengan semangat nasionalismenya pemuda-pemudi
Indonesia dapat mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu
Indonesia.
Secarik
kertas yang ditulis oleh Moehammad Yamin ini menjadi bukti otentik bahwa bangsa
Indonesia memiliki cita-cita yang besar untuk negara Indonesia. Kebodohan,
kemiskinan, kesengsaraan, semangat kedaerahan perlu dihapuskan dan digantikan
oleh semangat nasionalisme yang komprehensif dan integral. Perjuangan pemimpin
dan pejuang Indonesia ini tentunya perlu diwujudkan secara berkelanjutan.
Kontribusi apa yang telah kita wujudkan untuk negara kita? Apakah kita telah
pantas disebut sebagai pemimpin dan pejuang untuk bangsa ini? Jawabannya ada
pada diri kita masing-masing. Tentunya kita ingat ada pepatah dari Bapak
Proklamator RI, yaitu Ir. Sukarno. Ia mengatakan bahwa ”Beri
aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya.. Beri aku 10
pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Penyataan ini memberikan esensi bahwa pemuda
merupakan peran penting terhadap adanya suatu perubahan. Peran positif tentunya sangat diperlukan untuk perubahan
yang baik. Pemuda yang penuh gelora dan penuh asa sangat dibutuhkan untuk
bangsa ini.
Indonesia memiliki
piramida penduduk berbentuk limas (expansive). Jumlah penduduk di Indonesia yaitu 255,5
juta atau 40,3 persen dari total jumlah penduduk ASEAN (www.tempo.com:27/03/2014). Dengan jumlah penduduk yang
tinggi (khususnya dalam penduduk usia produktif) perlu ada optimalisasi
kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di tengah kemajuan zaman.
Makna sumpah pemuda jangan hanya diucapkan saja, namun perlu diimplemtasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pemuda zaman dulu
telah mampu mengimplementasikan segala kemampuannya. Sumpah pemuda merupakan
bukti kejeniusan mereka. Tekad yang kuat telah mereka miliki untuk mewujudkan
ikrar tersebut. Sikap ini tentunya perlu dilanjutkan oleh pemuda masa kini.
Pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi
pembangunan, karena generasi yang akan meningkatkan pembangunan dan perubahan
bangsa ada di tangan pemuda itu sendiri.
Pemuda merupakan “agent
of change”, yang perlu memiliki energi yang hebat dan visi yang kuat. Pemuda
juga merupakan moral force dan social control di masyarakat sehingga kedudukan
pemuda amatlah penting. Peran
penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang
dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928,
Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa
tahun 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan
kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki
masa reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama
ini mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan
pembangunan bangsa. Namun, peran dari pemuda ini jangan hanya menjadi nostalgia
belaka. Lihatlah pemuda masa kini. Setiap zaman pasti ada permasalahan yang
perlu diberikan solusi yang efektif dan efisien.
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementerian
Negara Pemuda dan Olahraga Sakhyan Asmara memaparkan terdapat 10 masalah yang
dihadapi pemuda Indonesia saat ini. Masalah-masalah karakter pemuda itu antara
lain: masih maraknya tindak kekerasan dikalangan pemuda, adanya kecenderungan
sikap ketidakjujuran yang semakin membudaya, berkembangnya rasa tidak hormat pada
orang tua, guru dan pemimpin, sikap rasa curiga dan kebencian satu sama lain.
Selain itu, dalam karakter para pemuda juga didapati kecenderungan penggunaan
bahasa Indonesia dengan semakin memburuk, berkembangnya perilaku menyimpang di
kalangan pemuda (narkoba, pornoaksi /pornografi, dan lain sebagainya),
kecenderungan mengadopsi nilai-nilai budaya asing dan melemahnya idealisme,
patriotisme serta mengendapnya spirit
of the nation, meningkatnya sikap pragmatisme dan hedonisme, serta
kecenderungan semakin kaburnya pedoman moral yang berlaku dan sikap acuh tak
acuh terhadap ajaran agama (http://adolescenly.freetzi.com/).
Melihat fakta yang ada teentunya segenap permasalahan ini perlu diatasi agar
ikrar yang telah tertanam tidak tecabut begitu saja. Peran pemuda lah yang
harus memberikan solusi untuk bangsa ini. Caranya tentu saja dengan belajar,
belajar, dan belajar.
Belajar merupakan faktor utama untuk
memajukan pembangunan bangsa. Dimulai dari cara yang sederhana dengan membaca
dan menulis. Karena dengan mebaca dan menulis segala ide, gagasan yang
cemerlang tentunya akan kita dapatkan. Setelah itu, elaborasi segala kemampuan
kognitif, psikomotor dan afektif kita agar hal-hal yang sudah kita pelajari
dapat diimplementasikan dengan baik. Segala permasalahan tersebut berawal dari
karakter setiap individu yang tidak mengimplementasikan pendidikannya dengan
baik. Keemasan dan puncak kejayaan Indonesiaa yang diperkirakan akan berada di
tahun 2045 ada di tangan pemuda itu sendiri. Generasi penerus bangsa perlu
melihat sisi negatif yang telah terjadi di bangsa ini agar menjadi sebuah
evauasi dan refleksi yang perlu dicari solusinya. Ikrar pemuda Indonesia harus
dimaknai dan dijadikan cambukan bagi generasi masa kini dan generasi yang akan
datang untuk mewujudkan negara Indonesia yang lebih baik lagi. Semangat
nasionalisme yang menjadi visi misi bangsa harus ditanamkan oleh seluruh warga
negara Indonesia agar jiwa-jiwa yang tangguh dan berkarakter dapat terus
menjadi aset bangsa ini. Tingkatkan kuaitas sumber daya manusia Indonesia,
wujudkan generasi yang selalu memiliki semangat yang bergelora di tanah ini,
Indonesia. Selamat hari Sumpah Pemuda.