Sabtu, 02 Januari 2016

Potret Pendidikan untuk Mengintegritaskan Indonesia ke dalam G-20

                                                           Oleh: Dena Mustika

         Dalam UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003: 10). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Potret pendidikan masa kini merupakan landasan untuk memperbaiki pendidikan di masa depan guna menjadikan bangsa Indonesia yang berkualitas dan berkarakter.
            Berdasarkan data yang ada dalam  Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada tahun 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara. Adapun data mengenai mutu pendidika di Indonesia yang disampaikan oleh Menko Kesra HM. Jusuf Kalla bahwa mutu pendidikan di Indonesia kini berada diurutan ke-tujuh dari 10 negara di Asia Tenggara. Hal ini tentunya menjadi masalah yang wajib ditangani bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia. Faktor penyebab yang menjadikan hal tersebut dikarenakan tidak berfungsinya tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan bangsa Indonesia itu sendiri. Dari segi pemerataan pendidikan, kualitas pendidikan, relevansi pendidikan, efektivitas serta efisiensi pendidikan tidak terelaborasikan dengan baik sehingga dampak-dampak negatif pun dapat muncul dan menjadi problematika pendidikan di masa kini.
            Jika kita merefleksikan dengan baik tentunya problematika mengenai pendidikan dapat terlihat dengan jelas. Contohnya mengenai pemerataan pendidikan, mari kita telaah ! Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa dengan jumlah penduduk yang tinggi namun tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik. Di kota besar sudah banyak sekolah-sekolah yang bertaraf internasional dan tentunya memiliki sarana dan prasarana yang baik serta tenaga pendidik yang lengkap pula. Namun di daerah-daerah terpencil tentunya masih banyak fakta-fakta yang membuat pendidikan itu sendiri menjaadi tidak merata dalam berbagai aspeknya. Hal ini bisa berdampak kecemburuan sosial ataupun dampak-dampak negatif lainnya. Adapun berdasarkan data Kemendikbud  2010, di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan, disebabkan oleh tiga faktor, yaitu ekonomi, kerja usia dini dan pernikahan di usia dini.Bahkan menurut data terbaru di tahun 2013 dari 7,1 juta pengangguran di Indonesia, 5,04 persen dari sarjana. Jadi, ada 360 ribu sarjana yang pengangguran di tahun 2013.
            Tentunya hal ini menjadi masalah bersama. Masyarakat yang berpendidikan pun sudah sulit untuk mencari pekerjaan apalagi jika tidak berpendidikan. Padahal tujuan pendidikan itu sendiri untuk memanusiakan manusia. Menjadi manusia yang berkarakter dan memiliki integritas yang tinggi serta dapat bersaing di dunia Internasional. Meskipun Indonesia sudah masuk ke dalam negara-negara G-20. Namun perlu dijadikan PR bersama mutu pendidikan di Indonesia pun perlu dipikirkan dan diperbaiki oleh bersama.  G-20 dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Duapuluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. G-20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Jika Indonesia sekarang saja sudah menempati peringkat ke 16 dalam ekonomi dunia, maka di tahun 2020 Indonesia diperkirakan bisa mencapai peringkat ke 7 besar dalam perekonomian dunia. Tentunya hal ini menjadi kabar baik bagi Indonesia dan perlu diwujudkan oleh bersama yang tentunya selalu berkaitan dengan pendidikan.
            Pendidikan menjadi faktor utama agar suatu negara dapat maju dan memiliki warga negara yang mampu berkompeten di dunia Internasional. Meskipun banyak problematika yang muncul namun kita harus tetap optimis bahwa pendidikan di Indonesia dapat terus maju. Upaya untuk memajukannya tersebut perlu didukung pula oleh sistem yang ada dan tentunya pengembangan karakter yang sesuai dengan Pancasila. Di dalam Pancasila sudah terkandung semua aspek nilai baik keagamaan, tolong menolong, serta karakter-karakter positif lainnya yang perlu diinternalisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat. Segala potret pendidikan di masa kini perlu menjadi perhatian khusus yang bersifat komprehensif dan integral.
            G-20 telah memprediksikan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi di dunia. Namun hal ini bisa terlaksana jika seluruh masyarakat Indonesia dibekali pendidikan dengan baik. Bangsa Indonesia perlu memiliki integritas yang tinggi. Karena integritas mmerupakan syarat utama suksesnya pendidikan itu sendiri. Jika setiap individu telah memiliki integritas maka ia akan bertekad untuk menjamin kehidupannya agar sukses. Dan tentunya kesuksesan itu perlu dengan belajar dan berusaha. Belajar dan berusaha tentunya perlu ditanamkan seoptimal mungkin, agar kiat-kiat untuk sukses dapat terwujud semaksimal mungkin.        
            Berkaitan dengan hari pendidikan nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei perlu menjadi refleksi khusus bagi kita untuk mensukseskan pendidikan. Pendidikan perlu diinternalisasikan setiap saat agar pencapaian serta mimpi-mimpi untuk negeri ini dapat terwujud. Indonesia menjadi negara kekuatan di dunia dalam berbagai bidang, bukan hanya dalam aspek ekonomi saja namun dalam seluruh aspek yang ada. Bekali pendidikan untuk negeri ini. Mulailah dari hal-hal yang sederhana namun berdampak luar biasa untuk kehidupan yang lebih baik. Ciptakan visi misi pendidikan yang mampu menjadikan negeri sebagai potret yang sangat indah di abad globalisasi ini. Manfaatkan teknologi informasi dan komunikasi pula agar negeri ini selalu mengikuti perkembangan zaman sebagai tolak ukur untuk perbaikan di masa depan. Fungsikan seluruh subjek maupun objek yang ada dalam pendidikan. Bangunlah jiwa-jiwa yang selalu haus akan ilmu pengetahuan yang mampu menjunjung negeri untuk memberikan manfaat yang positif.

            Kita harus ingat perjuangan dari pahlawan kita, contohnya Ki Hajar Dewantara. Ia telah menggagas tentang pentingnya pendidikan dan cara untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Tentunya kita tetap harus melakukan yang terbaik untuk negeri ini. Jadikan potret pendidikan di masa kini sebagai landasan untuk memajukan pendidikan di masa depan dan mewujudkan Indonesia menjadi kekuatan negara di dunia yang terus menginternalisasikan karakter-karakter yang menjunjung tinggi Pancasila. Selamat Hari Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar