Oleh:
Dena Mustika
Dalam
UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara
(Depdiknas, 2003: 10). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan
diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,
proses, cara, perbuatan mendidik. Potret pendidikan masa kini merupakan
landasan untuk memperbaiki pendidikan di masa depan guna menjadikan bangsa
Indonesia yang berkualitas dan berkarakter.
Berdasarkan data yang ada dalam Education For All Global Monitoring Report 2012 yang
dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di
peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data
Education Development Index (EDI) Indonesia, pada tahun 2011 Indonesia berada
di peringkat ke-69 dari 127 negara. Adapun data mengenai mutu pendidika di
Indonesia yang disampaikan oleh Menko
Kesra HM. Jusuf Kalla bahwa mutu pendidikan di Indonesia kini berada diurutan
ke-tujuh dari 10 negara di Asia Tenggara. Hal ini tentunya menjadi masalah yang
wajib ditangani bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia. Faktor penyebab yang
menjadikan hal tersebut dikarenakan tidak berfungsinya tujuan pendidikan
nasional untuk mencerdaskan bangsa Indonesia itu sendiri. Dari segi pemerataan
pendidikan, kualitas pendidikan, relevansi pendidikan, efektivitas serta
efisiensi pendidikan tidak terelaborasikan dengan baik sehingga dampak-dampak
negatif pun dapat muncul dan menjadi problematika pendidikan di masa kini.
Jika kita
merefleksikan dengan baik tentunya problematika mengenai pendidikan dapat
terlihat dengan jelas. Contohnya mengenai pemerataan pendidikan, mari kita
telaah ! Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa dengan jumlah
penduduk yang tinggi namun tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia
yang baik. Di kota besar sudah banyak sekolah-sekolah yang bertaraf
internasional dan tentunya memiliki sarana dan prasarana yang baik serta tenaga
pendidik yang lengkap pula. Namun di daerah-daerah terpencil tentunya masih
banyak fakta-fakta yang membuat pendidikan itu sendiri menjaadi tidak merata
dalam berbagai aspeknya. Hal ini bisa berdampak kecemburuan sosial ataupun
dampak-dampak negatif lainnya. Adapun berdasarkan data Kemendikbud
2010, di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak tiap tahun tidak
dapat melanjutkan pendidikan, disebabkan oleh tiga faktor, yaitu ekonomi, kerja
usia dini dan pernikahan di usia dini.Bahkan menurut data terbaru di tahun 2013
dari 7,1 juta pengangguran di Indonesia, 5,04 persen dari sarjana. Jadi, ada
360 ribu sarjana yang pengangguran di tahun 2013.
Tentunya
hal ini menjadi masalah bersama. Masyarakat yang berpendidikan pun sudah sulit
untuk mencari pekerjaan apalagi jika tidak berpendidikan. Padahal tujuan
pendidikan itu sendiri untuk memanusiakan manusia. Menjadi manusia yang
berkarakter dan memiliki integritas yang tinggi serta dapat bersaing di dunia
Internasional. Meskipun Indonesia sudah masuk ke dalam negara-negara G-20.
Namun perlu dijadikan PR bersama mutu pendidikan di Indonesia pun perlu dipikirkan
dan diperbaiki oleh bersama. G-20 dinamakan The
Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Duapuluh Menteri
Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. G-20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah
kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Jika Indonesia
sekarang saja sudah menempati peringkat ke 16 dalam ekonomi dunia, maka di
tahun 2020 Indonesia diperkirakan bisa mencapai peringkat ke 7 besar dalam
perekonomian dunia. Tentunya hal ini menjadi kabar baik bagi Indonesia dan
perlu diwujudkan oleh bersama yang tentunya selalu berkaitan dengan pendidikan.
Pendidikan menjadi faktor utama agar
suatu negara dapat maju dan memiliki warga negara yang mampu berkompeten di
dunia Internasional. Meskipun banyak problematika yang muncul namun kita harus
tetap optimis bahwa pendidikan di Indonesia dapat terus maju. Upaya untuk
memajukannya tersebut perlu didukung pula oleh sistem yang ada dan tentunya
pengembangan karakter yang sesuai dengan Pancasila. Di dalam Pancasila sudah
terkandung semua aspek nilai baik keagamaan, tolong menolong, serta karakter-karakter
positif lainnya yang perlu diinternalisasikan kepada seluruh lapisan
masyarakat. Segala potret pendidikan di masa kini perlu menjadi perhatian
khusus yang bersifat komprehensif dan integral.
G-20 telah memprediksikan bahwa
Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi di dunia. Namun hal ini bisa
terlaksana jika seluruh masyarakat Indonesia dibekali pendidikan dengan baik.
Bangsa Indonesia perlu memiliki integritas yang tinggi. Karena integritas
mmerupakan syarat utama suksesnya pendidikan itu sendiri. Jika setiap individu
telah memiliki integritas maka ia akan bertekad untuk menjamin kehidupannya
agar sukses. Dan tentunya kesuksesan itu perlu dengan belajar dan berusaha.
Belajar dan berusaha tentunya perlu ditanamkan seoptimal mungkin, agar
kiat-kiat untuk sukses dapat terwujud semaksimal mungkin.
Berkaitan
dengan hari pendidikan nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei perlu
menjadi refleksi khusus bagi kita untuk mensukseskan pendidikan. Pendidikan
perlu diinternalisasikan setiap saat agar pencapaian serta mimpi-mimpi untuk
negeri ini dapat terwujud. Indonesia menjadi negara kekuatan di dunia dalam
berbagai bidang, bukan hanya dalam aspek ekonomi saja namun dalam seluruh aspek
yang ada. Bekali pendidikan untuk negeri ini. Mulailah dari hal-hal yang sederhana
namun berdampak luar biasa untuk kehidupan yang lebih baik. Ciptakan visi misi
pendidikan yang mampu menjadikan negeri sebagai potret yang sangat indah di
abad globalisasi ini. Manfaatkan teknologi informasi dan komunikasi pula agar
negeri ini selalu mengikuti perkembangan zaman sebagai tolak ukur untuk
perbaikan di masa depan. Fungsikan seluruh subjek maupun objek yang ada dalam
pendidikan. Bangunlah jiwa-jiwa yang selalu haus akan ilmu pengetahuan yang
mampu menjunjung negeri untuk memberikan manfaat yang positif.
Kita harus ingat perjuangan dari
pahlawan kita, contohnya Ki Hajar Dewantara. Ia telah menggagas tentang
pentingnya pendidikan dan cara untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Tentunya kita tetap harus melakukan yang terbaik untuk negeri ini. Jadikan
potret pendidikan di masa kini sebagai landasan untuk memajukan pendidikan di
masa depan dan mewujudkan Indonesia menjadi kekuatan negara di dunia yang terus
menginternalisasikan karakter-karakter yang menjunjung tinggi Pancasila. Selamat
Hari Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar